Support us by turning off the adblock



Chapter 4: Adikku Yang Paling Imut Di Dunia (4)


"Aku mau hadiah."


"......Untuk Soyoka?"


"Ya."


"Serius?!"


Dengan enggan, aku mencoba menegaskan itu. Kuh, Iku, apakah kau akhirnya mulai serius?


Soyoka pasti akan sangat senang mendengar bahwa itu adalah hadiah.


"Biarkan aku memberitahumu, apa yang membuat Soyoka merasa sangat bahagia adalah hadiah dariku."


"Hmm?"


"Tidak, maaf. Bukan apa-apa."


Aku hanya mencoba untuk bersaing dengannya, dan kemudian aku sadar ketika melihat wajah Iku.


Tidak ada gunanya memperebutkan hal seperti ini. Karena sejak awal aku sudah menang, jadi tidak perlu bersaing.


"Mengapa kau tiba-tiba memutuskan untuk memberinya hadiah?"


"Soyoka-chan, sebentar lagi ulang tahun, kan?"


"Oh, kau tahu."


Ya, ulang tahun Soyoka akan segera tiba di akhir bulan ini.


Itu adalah hari keajaiban di mana Soyoka lahir ke dunia ini. Acara terbesar tahun ini, jelas aku tidak bisa tidak menantikannya sekarang.


"Soyoka-chan bilang..."


"Begitu. Kurasa Soyoka juga menantikannya. ......Terutama kuenya."


Jadi, ini mengarah pada alur tentang mencari hadiah untuk Soyoka, huh?


Iku menatapku dengan wajah serius. Kuh, haruskah aku tidak memberitahunya?


"Hmm, aku tidak suka fakta bahwa kau mencoba untuk mendapatkan kesukaan Soyoka, tapi aku suka ketika kau mencoba memberinya hadiah kejutan di hari ulang tahunnya."


"Kejutan! Soyoka-chan, ia sepertinya menyukainya!"


"Kau sepertinya semakin mengenal Soyoka lebih baik dan lebih baik lagi ....... aku akan memberimu nilai 6 untuk tes Soyoka. Ngomong-ngomong, aku 10. Jalanmu masih panjang, bocah."


"Tes.....?"


Tapi hadiah, huh?


Aku harus mulai memikirkannya juga.


Aku harus mulai membuat rencana untuk menjadikannya ulang tahun terbaik yang pernah ada. Aku akan sibuk.......


"Bisa-bisanya ada seorang anak SMA yang tidak mau kalah dari seorang anak TK hanya karena sesuatu yang sepele......"


"Jangan sok keren dan analitis, deh. Apalagi, ini bukan hal yang sepele."


"Jelas tidak ada gunanya ketika kamu menyatakannya sendiri dan memenanginya sendiri."


Ketika aku sedang berbicara dengan Iku, kakaknya memotongku.


Menilai dari ekspresi marahnya, dia mungkin tidak menyukai kenyataan bahwa Iku telah diambil darinya. Aku tahu perasaan itu.


"Oke, kalau begitu, Iku. Hadiah untuk Soyoka, pilihlah dengan hati-hati."


"Oke!"


Iku sepertinya akan memilih hadiah untuk Soyoka.


Apa pun hadiah dari Iku, pasti akan membuatnya bahagia. Baiklah, mari kita dengan santai bertanya apa yang dia inginkan dan membocorkannya ke Akiyama.


Karena ulang tahunnya masih lama, bukan hari ini.


"Seperti yang diharapkan, Iku sangat baik. Aku tidak percaya dia akan memprioritaskan Soyoka-chan daripada mainannya sendiri. ......Biarkan aku memberitahumu, hadiah untuk Soyoka-chan bukanlah satu-satunya yang spesial. Dia memberikan hadiah di hari ulang tahunku juga."


"Itu kalimatku. Soyoka juga mendapatkan hadiah dari orang lain selain Iku. Iku hanyalah salah satu dari banyaknya orang yang memberinya hadiah."


"Hei, ini hadiah dari Iku, jadi dia harus sangat menghargainya."


"Mengapa pola pikirmu seperti seseorang yang membolehkan dirinya selingkuh tapi orang lain tidak?"


Soyoka memiliki hati yang besar, jadi tentu saja dia akan menghargai mereka semua! Tapi dia gampang bosan, jadi mereka mungkin akan tersegel di gudang sebelum dia menyadarinya!


"Yah, tapi Soyoka pasti akan senang jika Iku memberikan hadiah untuknya. Aku mengandalkanmu."


"Oke, bisa diatur. Tarifnya lima kali lipat."


Akiyamalah yang akan membayar dan membelinya, jadi aku meminta padanya. Oh, ini benar-benar seperti teman ibu!


Aku yakin akan ada tagihan yang berat di pihakku nanti. ......Kupikir aku akan dimanfaatkan dalam bentuk hutang daripada uang.


Saat percakapan mereda, Hiragi kembali.


"Kuremo-chan, sini-sini."


Hiragi, dengan seringai di wajahnya, memberi isyarat kepadaku.


"Ahaha, aku mungkin adalah seorang dewi! Aku telah menciptakan sesuatu yang imut di dunia ini.......!"


"Apa yang kau bicarakan? ......Oi!"


Hiragi, yang terlihat bersemangat, menarikku ke bagian belakang. Ada kamar pas di sana, dan Mizuki berdiri di depannya.


Akan sangat mencurigakan melihat seorang pria berdiri sendirian di depan kamar pas, tapi sepertinya itu akan dianggap wajar karena ketampanannya.


"Kau di sini, Kyota."


"Apakah Soyoka ada di dalam?"


"Ya, dia di dalam. Selamat datang di surga."


"Apakah kau karakter yang seperti itu?"


"Kau akan mengerti jika kau melihat Soyoka-chan juga, Kyota."


Apakah kau baru saja tercerahkan atau......?


Apakah dia sangat imut sehingga Mizuki begitu bersemangat secara misterius?


"Kalau begitu, aku akan mempersembahkannya padamu. Kuremo-chan, berdirilah di sini."


Mengikuti instruksi Hiragi, aku pergi ke depan salah satu kamar pas yang berderet. Untungnya, kamar pas lainnya tampak kosong, dan hanya satu yang tirainya tertutup.


Di balik tirai ini, Soyoka ada di dalamnya. Memikirkan hal ini membuatku sedikit gugup.


"Hi-chan, apakah sudah siap?"


"Belum! Soyoka-chan, kamu belum bisa keluar!"


Soyoka yang kebosanan mencoba membuka tirai, namun Hiragi buru-buru menutupnya lagi. Itu disembunyikan oleh tubuh Hiragi, sehingga nyaris tak terlihat olehku.


"Ehem. Nah, apakah kamu sudah siap?"


"Maaf, bisakah kau memberitahuku pengaturannya terlebih dahulu?"


"Hei, jangan melunjak."


Untuk beberapa alasan, aku merasa kesal.


"Kupikir inilah saat semuanya dimulai. .....Kyota Kuremoto akan menjadi saksinya."


"Tolong jangan memasukkan narasi yang tidak masuk akal......"


Mizuki anehnya juga tampak bersemangat.


Apakah ini hanya perasaanku? Ataukah memang akulah satu-satunya yang tidak tahu apa-apa di sini?


"Nee-chan, apa yang mereka lakukan?"


"Iku, itu disebut lelucon."


Iku dan Akiyama yang datang terlambat sepertinya juga tidak mengerti apa yang sedang terjadi. Syukurlah ......


"Nah, kalau begitu aku akan membukanya. Tiga, dua......."


"Bahkan jika kau mencoba untuk mengejutkanku, Soyoka tetaplah Soyoka, bukan? Wajar jika kalian yang tidak terbiasa dengan keimutan Soyoka akan kehilangan akal ketika kalian menghabiskan banyak waktu dengannya. Inilah yang disebut keracunan keimutan. Tapi aku telah bersamanya sepanjang waktu. Tidak peduli betapa imutnya Soyoka sekarang, tidak peduli seberapa banyak dia mengganti pakaiannya......"


".....Satu, buka!"


".....Tidak mungkin aku akan terkejut---- Uwoohhh, keimutan macam apakah ini?!!!!"


Di balik tirai yang terbuka, di dalam kamar pas, ada sosok Soyoka yang sedang berpose.


"Bang!"


Dia berdiri di sana dengan tangan di pinggul, tampak puas.




Itu terlalu imut sampai aku hanya bisa terdiam.


Dia mengenakan blus panjang seperti gaun one-piece dengan rompi hitam di atasnya. Topi dengan huruf di atasnya dan dasi kecil yang seolah mengekspresikan kedewasaan Soyoka.


"Soka imut?"


"Tentu saja, kau sangat imut!"


"Soka terbaik?"


"Ya, yang terbaik!"


Soyoka juga dalam suasana hati yang baik saat dia berputar-putar di kamar pas. Dia berpose satu demi satu seolah-olah dia adalah seorang model fashion.


"Damagenya gak nahan ....... imutnya terlihat dari semua sudut!"


Menyilangkan lengan, aku mengamati Soyoka.


Dia imut pada level yang mengesankan. Jika aku harus mengatakannya, itu jelas berkat idola kelas kami, Hiragi Hikaru.


"Ah~ Soyoka-chan benar-benar seperti bidadari!"


"Hiragi, terima kasih. Terima kasih banyak."


Selera fashion Hiragi begitu sempurna sehingga aku sampai mengucapkan terima kasih dua kali.


Tentu saja, keimutan natural Soyoka adalah alasan untuk koordinasi tersebut, tetapi potensinya telah dikeluarkan sepenuhnya.


Namun, ada suasana dewasa yang berbeda dari gayanya yang biasa, yang menunjukkan sisi barunya.


"Hei, Soyoka-chan. Maukah kamu menjadi gadis kecilku? Aku hanya punya kakak laki-laki, jadi aku menginginkan adik perempuan~"


"Hi-chan, kakak Soka?"


"Ya~ aku aka menjadi kakak perempuan Soyoka-chan~"


"Oke!"


"Ya!"


Sementara aku diliputi emosi, Soyoka telah dicuri dariku.


Hiragi mengangkat Soyoka dan menatapku menantang.


"Kuremo-chan, aku telah mendapatkan Soyoka-chan."


"Kyaa, Soka diculik!"


"Aku akan menyelamatkanmu!"


Hiragi tampaknya juga sangat tertarik pada Soyoka.


Aku bisa mengerti betapa banyak keinginan untuk menculiknya, tapi aku tidak bisa membiarkannya.


"Jangan ambil Soyoka dariku!"


"Onii-chan ngomong kaya ayah.......?"


"Tentu saja. Aku ayah, ibu, kakak, adik Soyoka, dan kadang-kadang bahkan sahabatnya juga."


"Haha, Kuremo-chan bicara omong kosong lagi."


Pernyataanku dengan kasar tersapu oleh Hiragi.


"Ah, tapi, jika aku menikah dengan Kuremo-chan, Soyoka akan menjadi adikku, kan? Eh, aku harus apa, dong?"


"Hi-chan dan Onii-chan akan menikah?"


"Aku akan mendapatkan hak asuh atas Soyoka lalu bercerai."


"Ceria?! Bolehlah, bolehlah."


Soyoka dan Hiiragi sangat cocok.


"Jadi, Soyoka......? Siapa yang kamu pilih jika kami bercerai?"


"Onii-chan mau cerai?"


"Aku tidak mau! Maksudku, Soyoka mau main sama kakakmu ini, kan?"


"Soka milih Hi-chan!"


Soyoka, tolong berhati-hatilah untuk tidak mengatakan itu di depan seseorang yang sedang bergumul dengan perceraian.


Tapi Soyoka sepertinya sangat menyukai Hiragi. Kukira itu karena pakaian yang dia pilihkan untuknya. Aku perlu belajar tentang ini juga......


"Heh, kamu tidak ingin bercerai, apakah itu berarti kamu ingin tinggal bersamaku......?"


Hiragi meletakkan tangannya di dadanya dan menatapku dari atas ke bawah.


"Pertama-tama, kita belum menikah, oke? Dan aku juga tidak memiliki hak asuh atas Soyoka. Meski aku ingin."


"Oh, benar juga."


Aku langsung tersadar dan tertawa terbahak-bahak.


"Hikaru, pernikahan bukanlah sesuatu yang bisa kau bicarakan dengan enteng. Bagaimana jika Kyota salah paham dan memutuskan untuk melakukannya? Dia akan menyerangmu, loh."


"Aku tidak akan menyerangmu, oke....."


Hiragilah yang memulai leluconnya, tapi entah kenapa malah aku yang mendapat tatapan tajam darinya. Jangan khawatir, aku tidak akan mengambil temanmu, oke, santai.


"Yah, kurasa kita harus segera keluar dari sini."


"Huh? Kau tidak ingin membeli sesuatu di sini?"


"Tidak, aku hanya ingin melihat-lihat."


Mengatakan itu, Hiragi melepaskan Soyoka.


Oh, Soyoka akhirnya kembali ke tanganku! Dia bahkan lebih cantik saat dilihat dari dekat!


"Soyoka, apakah kau menginginkan pakaian itu?"


"Mau!"


"Oke, aku akan membelinya untukmu sekarang."


Harganya agak mahal, tapi apa sih yang nggak demi Soyoka. Lagi pula orang tuaku yang membayar biaya hidup, jadi bisa dibilang itu bukan uangku.


Aku membayar tagihan dengan memotong labelnya. Aku memasukkan pakaian yang awalnya ia kenakan ke dalam tasku.


"Wah, itu menyenangkan. Terima kasih, Soyoka-chan."


"Terima kasih, Hi-chan."


"Jika kamu bosan dengan kakakmu, kamu selalu bisa datang ke rumah kami, oke?"


"Besok?"


Hah? Kau sudah bosan denganku?


Tapi Soyoka dan Hiragi sangat cocok, kan? Aku senang ia bisa memiliki kesempatan untuk bermain dengannya.


"Ke mana kita akan pergi selanjutnya~?"


Kami berenam meninggalkan toko dan naik ke atas. Kami berkeliling mall.


"Aku mau ke sana!"


Iku menunjuk ke area anak-anak.


Ada sedikit peralatan bermain dan alat atletik di mana anak-anak bisa bermain dengan bebas.


Tempatnya cukup lengkap sesuai dengan biayanya. Sepertinya menyenangkan.


"Ya, mungkin aku harus ke sana juga."


Setelah Iku, Soyoka menunjukkan kesediaannya untuk melakukan hal yang sama, dan sudah dipastikan bahwa dia akan memasuki tempat ini.


Namun, empat orang dewasa melawan dua anak bukanlah keseimbangan yang baik. Itu bukan tempat bagi para anak SMA untuk bermain.


"Aku dan Kyota akan mengawasi mereka, jadi Akiyama-chan dan Hikaru, kalian berdua silakan berkeliling."


"Eh, tidak apa-apa?"


"Ada beberapa tempat yang ingin kalian berdua lihat sendirian, kan?"


Mizuki memikirkan hal serupa, jadi ia menyarankan itu kepada mereka berdua.


Memang benar, sejauh ini hanya aku yang membeli pakaian Soyoka. Ini adalah pusat perbelanjaan, dan aku yakin Akiyama dan Hiragi memiliki banyak tempat yang ingin mereka datangi. Dengan kami di sana, kebebasan bergerak mereka berkurang.


Kupikir Soyoka mungkin ingin mengikuti mereka, tapi sepertinya dia lebih tertarik pada area anak-anak.


"Oke. Terima kasih, Mizuki. Kalau begitu, Sumi, ayo pergi bersama!"


"Ya, tapi Iku......"


"Dia punya Kuremo-chan, jadi tidak apa-apa."


Saat disebut oleh Hiragi, aku memberinya acungan jempol.


Soyoka dan Iku tidak membutuhkan banyak bantuan ketika kita membiarkan mereka bermain bersama, jadi tidak akan ada masalah sama sekali. Mizuki juga ada di sini bersamaku.


"Benar. Tolong jaga Iku......."


"Sungguh tekanan yang luar biasa."


Aku merasa jika terjadi sesuatu pada Iku, dia akan memb*nuhku.


Tetap saja, fakta bahwa dia membiarkanku bertanggung jawab membuatku bertanya-tanya apakah dia mempercayaiku sampai batas tertentu atau apakah dia sangat ingin pergi dengan Hiragi. Yah, mungkin keduanya.


"Aku akan kembali dalam satu jam atau lebih!"


Para gadis melambaikan tangan saat mereka menuju ke toko lain.


Ya, ya, rasanya lebih damai jika seperti ini. Kudengar gadis-gadis itu akan melakukan perjalanan belanja yang panjang, dan mereka akan membuat lebih banyak kemajuan tanpa kita bersama mereka.


"Oke, Soyoka, Iku. Ayo main! Lihat, ada tempat atletik di sana!"


"Sepertinya Kyota adalah orang yang paling ingin bermain. Ngomong-ngomong, ada banyak mama muda di area anak-anak. Sepertinya ini akan sangat menyenangkan."


"Tidakkah menurutmu tujuanmu itu aneh?"


Kau adalah tipe orang yang tidak boleh masuk ke sini, kau tahu?


Setelah itu, aku bermain dengan Soyoka dan Iku, menunggu mereka kembali.


Chapter 4 Completed